Total Tayangan Halaman

Jumat, 02 Maret 2012

Semua Sahabat Rasulullah Adalah Adil Dan Haram Hukum Mencaci Maki Mereka

MAKNA ‘ADALATUS SHAHABAH

[1]. Menurut Bahasa.
Adalah atau ‘Adl lawan dari Jaur arti kejahatan. Rojulun ‘Adl maksud : seseorang dikatakan adil yakni seseorang itu diridhai dan diberi kesaksiannya. [Lihat Kamus Muktarus-Shihah hal. 417 cet. Darul Fikr].

[2]. Menurut Istilah Ahli Hadits.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata : “Yang dimaksud dgn adil ialah orang yg mempunyai sifat ketaqwaan dan muru’ah”. [Nuzhatun Nazhar Syarah Nukhbatul-Fikar hal. 29 cet. Maktabat Thayibah tahun 1404H].

[3]. Penjelasan Istilah Ahli Hadits.
Maksud ‘Adalatus Shahabah ialah :”Bahwa semua shahabat ialah orang-orang yg taqwa dan wara, yakni mereka ialah orang-orang yg selalu menjauhkan maksiat dan perkara-perkara yg syubhat. Para shahabat tdk mungkin berdusta atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau menyandarkan sesuatu yg tdk sah dari beliau”. Syaikh Waliyullah Ad-Dahlawi berkata :”Dengan menyelidiki (semua keterangan) maka dptlah kita ambil kesimpulan bahwa semua shahabat berkeyakinan bahwasa berdusta atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebesar-besar dosa, maka mereka menjaga sungguh-sungguh agar tdk terjatuh dalam berdusta atas nama beliau”. [7]

Al-Khatib Al-Baghdadi berkata :”Semua hadits yg bersambung sanad dari orang-orang yg meriwayatkan sampai kpd Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tdk boleh diamalkan kecuali kalau sudah diperiksa keadilan rawi-rawi serta wajib memeriksa biografi mereka dan dikecualikan dari mereka ialah shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, krn ‘Adalah (keadilan) mereka sudah pasti dan sudah diketahui dgn pujian Allah atas mereka. Allah memberitakan tentang bersih mereka dan Allah memilih mereka (sebagai penolong Rasul-Nya) berdasarkan nash Al-Qur’an”. [8]

Imam Syairaji berkata dalam Tabshirah fi Ushulil-Fiqh hal. 329 :”Semua shahabat sudah tetap keadilannya, maka tdk perlu lagi diperiksa tentang keadaan mereka”. [9].

[E]. DALIL-DALIL TENTANG KEADILAN SHAHABAT DARI AL-QUR’AN DAN SUNNAH.

[1]. Allah Berfirman.

“Arti : Kalian ialah umat yg terbaik yg dilahirkan untuk manusia, kalian menyuruh yg ma’ruf dan mencegah yg munkar dan kalian beriman kpd Allah”. [Ali-Imran : 110].

“Arti : Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kalian umat yg adil dan pilihan”. [Al-Baqarah : 143]

[2]. Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam Menjelaskan Bahwa Para Shahabat Dan Umat Islam Yang Mengikuti Jejak Mereka Adalah orang-orang yg adil.

Sebagaimana sabda beliau.

“Arti : Dari Abu Sa’id Al-Khudri ialah ia berkata :”Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Nuh akan dipanggil pada hari kiamat. Lalu ia jawab :”Aku penuhi panggilan-Mu dan Maha Bahagia nama-Mu wahai Rabb-ku”. Allah berta :”Apakah sudah engkau sampaikan (dakwah/risalah) ?”. Ia berkata :”Ya sudah”. Lalu umat di ta ;”Apakah ia sudah menyampaikan (risalah) kpd kalian ?.” Mereka berkata :”Tidak pernah ada pengancam (Da’i) yg datang kpd kami ?! Allah berta lagi pada Nuh ‘Alaihi sallam :”Siapakah yg akan menjadi saksi bagimu (bahwa kamu sudah menyampaikan risalah)?” Ia (Nuh) jawab :”Muhammad dan umatnya”. Kemudian ia menjadi saksi bahwa ia telah menyampaikan risalah, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi saksi atas kalian. Demikianlah Allah berfirman :”Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kalian umat yg adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (peruntukan) manusia dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi saksi atas (peruntukan) kalian”. Wasath dalam ayat ini bermakna adil.[Hadits Shahih Riwayat Bukhari/Fathul Bari 8 : 171-172 No. 4487].

[3].Allah Meridhai Mereka (Para Shahabat Dari Muhajirin Dan Anshar) Dan Orang-Orang Yang Mengikuti Jejak Mereka Dengan Baik.

“Arti : Orang-orang yg terdahulu lagi yg pertama-tama (masuk Islam) dari orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yg mengikuti mereka dgn baik, Allah ridha kpd mereka dan merekapun ridha kpd Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yg mengalirkan sungai-sungai didalamnya, mereka kekal di dalam selama-lamanya. Itulah kemenangan yg besar”. [At-Taubah : 100].

“Arti : Sesunggh Allah telah ridha terhadap orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kpd mu (Muhammad) di bawah pohon”. [Al-Fath : 18].

“Arti : Muhammad Rasulullah dan orang-orang yg bersama beliau ialah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayg terhadap sesama mereka ; kalian lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya …”. [Al-Fath : 29]

[4]. Sifat-Sifat Para Shahabat Yang Disebutkan Dalam Al-Qur’an Adalah :

[a]. Mereka ialah orang-orang yg benar-benar beriman [Al-Anfaal : 74].
[b]. Mereka ialah orang-orang yg mengikuti jalan yg lurus [Al-Hujuraat : 7]
[c]. Mereka ialah orang-orang yg mendpt kemenangan [At-Taubah : 20]
[d]. Mereka ialah orang-orang yg benar [At-Taubah : 119]
[e]. Mereka ialah orang-orang yg bertaqwa [Al-Fath : 26]
[f]. Mereka ialah orang-orang yg menjengkelkan orang-orang kafir dan mereka benci kpd kekafiran [Al-Fath : 29]
[g]. Dan sifat-sifat lain yg termasuk dalam Al-Qur’an.

[5]. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda.

“Arti : Sebaik-baik manusia ialah zamanku ini, kemudian yg sesudah itu, kemudian yg sesudah itu, kemudian nanti akan ada satu kaum dimana persaksian seorang dari mereka mendahului sumpahnya, dan sumpah itu mendahului persaksiannya”. [Hadits Shahih Riwayat Bukhari 4:189, Muslim 7:184-185, Ahmad 1:378,417,434,442 dan lain-lain].

[6]. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda.

“Arti :Hendaklah orang yg hadir menyampaikan kpd yg tdk hadir”.
Kata Ibnu Hibban :”Hadits ini sebesar-besar dalil yg menunjukkan bahwa semua shahabat adil dan tdk satupun diantara mereka yg tercela dan lemah. [Al-Jarh wat Ta’dil oleh Abi Lubabah ; Ibnu Hibban 1:123].

“Arti : Ibnu Abbas berkata : ‘Janganlah kalian mencaci maki atau menghina para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguh kedudukan salah seorang dari mereka bersama Rasulullah sesaat (sejam) itu lebih baik dari amal seorang dari kalian selama 40 (empat puluh) tahun”. [Hadits Riwayat Ibnu Batthah dgn sanad yg shahih] [10]

“Arti : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak akan masuk neraka seorang-pun dari orang-orang yg berba’iat di bawah pohon (di Hudaibiyyah)”. [Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Muslim].

“Arti : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak akan masuk neraka seseorang yg ikut serta dalam perang Badar dan Perjanjian Hudaibiyyah”. [Hadits Shahih Riwayat Ahmad III:396 dari Jabir].

Penjelasan :
Ayat-ayat dan hadits-hadits diatas menunjukan dgn jelas bahwa para shahabat Ridwanullahi ‘alaihim ajmain ialah orang-orang yg telah mendpt pujian dan sanjungan dari Allah dan Rasul-Nya, mereka mempunyai jasa yg besar bagi Islam dan kum Muslimin.

Islam yg diterima oleh kaum Muslimin sampai hari Kiamat ialah berkaitan dgn pengorbanan para shahabat yg ikut serta dalam perang Badar dan perang-perang lain demi tegak agama Islam. Karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan umat Islam bahwa apa yg mereka infaq-kan dan belanjakan fii-sabilillah belumlah dpt menyamai derajat para Shahabat, meskipun umat Islam ini berinfaq sebesar gunung Uhud berupa emas atau barang-barang berharga lainnya.

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata tentang Shahabat-shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :”Tidak ada seorangpun dari kalian yg dpt menyamai mereka. Mereka siang hari bergelimang pasir dan debu (di medan perang), sedang di malam hari mereka banyak berdiri, ruku’ dan sujud (beribadah kpd Allah) silih berganti, tampak kegesitan dari wajah-wajah mereka, seolah-olah mereka berpijak di bara api bila mereka ingat akan hari pembalasan (Akhirat), tampak bekas sujud di dahi mereka, bila mereka Dzikrullah berlinang air mata mereka sampai membasahi baju mereka, mereka condong laksana condong pohon dihembus angin yg lembut krn takut akan siksa Allah, serta mereka mengharapkan pahala dan ganjaran dari Allah”. [11] Kemudian beliau berkata lagi :”Mereka ialah shahabat-shabatku yg telah pergi, pantas kita merindukan mereka dan bersedih krn kepergian mereka” [12]

[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 12/ThI/1415-1995]
________
Fote Note.
[7].Tadribur-Rawi 2 hal. 215
[8]. Al-Kifayah fi ‘Ilmir-Riwayah hal.93
[9]. ‘Umul Hadits hal. 329, Libni Shalah ; Mudzakirah Ushulil-Fiqhlis-Syahqithi hal. 126
[10]. Lihat Syarah Aqidah Thahawiyah hal. 469 hal, Takhrij Syaikh Al-Albani
[11]. Najhul Balaghah yg di tahqiq oleh Dr. Shubhi Shaleh cet. Daarul Kutub Al-Lubnani (Beirut) hal. 143,177,178 dinukil dari Shuratani Mutadhatani, Tarjamah Bey Arifin hal. 16-17
[12]. Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar